Kenapa simbol merah dan putih selalu melekat dalam benak kita khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya serta selalu menjadi simbol dari kemarahan dan kesabaran, kebaikan dan kejahatan serta simbol simbol yang lain dari isi dunia ini yang memang hanya terbagi menjadi dua. Di Dalam masyarakat Jawa juga di kenal adanya Jenang Sengkolo yaitu sebuah masakan yang berupa jenang atau bubur berwarna merah putih, masakan ini selalu di buat setiap adanya kegiatan selamatan atau kegiatan yang sifatnya massal baik oleh pribadi maupun kelompok, Jenang Sengkolo mengandung maksud bahwansanya kita agar selalu di jauhkan dari sengkolo/malapetaka dan selalu di beri keselamatan, Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba.
Jaman Kerajaan Mojopahit yang sdh masyhur di seluruh nuswantoro dulupun merah putih sudah di pakai sebagai umbul - umbul kerajaan atau panji panji kebesaran Mojopahit.
Awal Indonesia Menjadi dua Bagian Merah dan Bagian Putih Mungkin sekarang awal akan terjadinya dua bagian tersebut dengan menyimak keadaan negara kita sekarang di mana putih sudah menjadi minoritas di dalam mayoritas merah. Dengan di buktikan banyaknya para pejabat negara yang menyelewengkan aturan2 yang telah di buat, banyak korupsi, banyak pemimpin atau pamomong yang sdh tidak amanah, banyaknya demontrasi, pertikaian antar suku,ras dan agama serta kejadian2 lainnya yang mana simbol putih sebagai kesabaran dan kebaikan sudah hilang dan simbol merah sebagai emosi dan kejahatan yang selalu muncul.Bahkan jaman sekarang budaya santun dan budaya ketimuran yang terkenal itupun sudah lenyap.
Dan seperti juga kata Anak INDIGO atau Anak NILA yang Meramalkan bahwasanya Indonesia akan pecah menjadi 2 bagian , yaitu bagian merah dan bagian putih. Dan bila melihat kejadian - tersebut di atas kita tidak bisa menyangkal bahwa itu benar2 akan terjadi. Konsekwensi dari Merah dan Putih bila terjadi tetapi dalam arti kebaikan dan kejahatan adalah bencana yang akan melanda dan perpecahan antar suku yang akan memunculkan pertikaian sosial yang akan memakan banyak korban saudara kita sendiri..
Semoga hal buruk dan prahara yang menimpa Bangsa kita tidak akan terjadi bila semua elemen menjadi balance ( seimbang ) yang buruk maupun yang baik, karena keburukanpun tidak akan bisa di hapus dari muka bumi ini dan sudah menjadi takdir serta kodrat bahwa ada baik dan ada buruk.
Atau ini tanda akan munculnya seorang pemimpin yang tersurat dalam ramalan Joyoboyo yaitu Satrio Piningit atau Ratu Adil dengan di awali banyaknya kejadian besar yang memakan korban tidak sedikit, banyak huru hara, banyak bencana alam dan banyak hal2 lain yang menyimbulkan bagian merah dan bagian putih ( Jaman Kolobendu )
Bait syair lagu di bawah ini mungkin cocok untuk menggambarkan keadaan Indonesia sekarang :
Read more ...
Awal Indonesia Menjadi dua Bagian Merah dan Bagian Putih Mungkin sekarang awal akan terjadinya dua bagian tersebut dengan menyimak keadaan negara kita sekarang di mana putih sudah menjadi minoritas di dalam mayoritas merah. Dengan di buktikan banyaknya para pejabat negara yang menyelewengkan aturan2 yang telah di buat, banyak korupsi, banyak pemimpin atau pamomong yang sdh tidak amanah, banyaknya demontrasi, pertikaian antar suku,ras dan agama serta kejadian2 lainnya yang mana simbol putih sebagai kesabaran dan kebaikan sudah hilang dan simbol merah sebagai emosi dan kejahatan yang selalu muncul.Bahkan jaman sekarang budaya santun dan budaya ketimuran yang terkenal itupun sudah lenyap.
Dan seperti juga kata Anak INDIGO atau Anak NILA yang Meramalkan bahwasanya Indonesia akan pecah menjadi 2 bagian , yaitu bagian merah dan bagian putih. Dan bila melihat kejadian - tersebut di atas kita tidak bisa menyangkal bahwa itu benar2 akan terjadi. Konsekwensi dari Merah dan Putih bila terjadi tetapi dalam arti kebaikan dan kejahatan adalah bencana yang akan melanda dan perpecahan antar suku yang akan memunculkan pertikaian sosial yang akan memakan banyak korban saudara kita sendiri..
Semoga hal buruk dan prahara yang menimpa Bangsa kita tidak akan terjadi bila semua elemen menjadi balance ( seimbang ) yang buruk maupun yang baik, karena keburukanpun tidak akan bisa di hapus dari muka bumi ini dan sudah menjadi takdir serta kodrat bahwa ada baik dan ada buruk.
Atau ini tanda akan munculnya seorang pemimpin yang tersurat dalam ramalan Joyoboyo yaitu Satrio Piningit atau Ratu Adil dengan di awali banyaknya kejadian besar yang memakan korban tidak sedikit, banyak huru hara, banyak bencana alam dan banyak hal2 lain yang menyimbulkan bagian merah dan bagian putih ( Jaman Kolobendu )
Bait syair lagu di bawah ini mungkin cocok untuk menggambarkan keadaan Indonesia sekarang :
KIDUNG ATI TANGISE BUMI
Bumine nangis, Eluhe lumpur agawe giris
Bumine nesu watuk-watuk ndadekake lindhu
Bumi wis tuwa jare kiyamat wis arep teka
Iki pratandha bendune sing Maha Kuwasa.
Bumine sambat gununge gundhul alase dibabat
Bumi lara ati banjir bandhang anggegirisi
Ujare wong pinter alas sing subur minangka pager
Pagering bumi murih alam tetep lestari.
Aduh Gusti kula nyuwun pangapura
Kula niki sampun kathah dosa
Aduh Gusti Ingkang Maha Kuasa
Nyuwun luwar saking godha pangrencana.
Pra sedulur Tunggal Nusa Tunggal Bangsa
Aja conkrah lan aja sulaya
Bareng urip golek dalan padhang
Sujud sukur wonten ngarsane Pangeran.
Kidung ati pangruwat Bangsa sak Nagari
Mangga ndedonga dahuru inggala sirna
Cancut gumregut bebarengan mbangun Praja
Lestarekna alam murih bumine ora murka.
Disadur saking lirik lagu Kidung Ati Tangise Bumi,
Karya Yhady’s
Bumine nangis, Eluhe lumpur agawe giris
Bumine nesu watuk-watuk ndadekake lindhu
Bumi wis tuwa jare kiyamat wis arep teka
Iki pratandha bendune sing Maha Kuwasa.
Bumine sambat gununge gundhul alase dibabat
Bumi lara ati banjir bandhang anggegirisi
Ujare wong pinter alas sing subur minangka pager
Pagering bumi murih alam tetep lestari.
Aduh Gusti kula nyuwun pangapura
Kula niki sampun kathah dosa
Aduh Gusti Ingkang Maha Kuasa
Nyuwun luwar saking godha pangrencana.
Pra sedulur Tunggal Nusa Tunggal Bangsa
Aja conkrah lan aja sulaya
Bareng urip golek dalan padhang
Sujud sukur wonten ngarsane Pangeran.
Kidung ati pangruwat Bangsa sak Nagari
Mangga ndedonga dahuru inggala sirna
Cancut gumregut bebarengan mbangun Praja
Lestarekna alam murih bumine ora murka.
Disadur saking lirik lagu Kidung Ati Tangise Bumi,
Karya Yhady’s