Bulan Agustus ini akan penuh dengan Semangat Kemerdekaan dan Hikmah Idul Fitri. Karena bulan ini bertepatan dengan 2 hari besar yang spesial untuk Indonesia, yaitu Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-67 dan Idul Fitri 1433 H.
Alhamdulillah, kita bisa berjumpa lagi dengan bulan yang agung yaitu bulan Ramadhan, bulan di mana waktunya menanam kebaikan; berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Maka, bulan ini sangat tepat untuk menghapus lumpur-lumpur kemaksiatan politik maupun sosial yang sudah diperbuat. Melepas topeng keberpuraan dan kemunafikan selama ini sebagai politik pencitraan. Itulah salah satu poin penting yang harus direnungkan bersama.
Arti Kupat dan Maknanya
Sebagaimana arti dari kupat yang berarti laku sing papat atau empat keadaan yang telah Tuhan anugerahkan kepada orang2 yang telah melakukan puasa dengan keikhlasan dan kesungguhan, anugerah itu lebar,lebur,luber dan labur.
Lebar berarti telah menyelesaikan puasanya dengan melegakan.
Lebur berarti terhapus semua dosa yang dilakukan di masa lalu,
Luber berarti melimpah ruah pahala amal-amalnya.
Dan Labur berarti bersih dirinya dan cerah-bercahaya wajah dan hatinya.
Manusia akan bisa meraih 'laku sing papat' jika bisa bersikap dan berperilaku lembut dan santun terhadap sesama umat tetapi sekaligus tegas dan berani melawan ketidakadilan. Masing-masing hati nurani yang dapat menentukan apakah berpuasa untuk meraih “laku sing papat” ataukah hanya sekedar basa-basi agar tercitrakan sebagai orang yang saleh.
Dan Janur, sebagai bungkus mempunyai makna atau simbol sebagai sejatinung nur. Cahaya yang sejati. Semua anugerah, bisa menjadi labur, bercahaya wajah dan hatinya, karena mendapat limpahan cahaya yang sejati dari Tuhan. Sebagai perwujudan sifat Maha Pengasih dan Penyayang. Menjadikan jiwa kita merasakan kebahagiaan yang hakiki. Sebuah kebahagiaan yang akan tercapai jika kita suka berbagi ke sesama manusia. Menjadi insan yang rahmatan lil alamin. Rahmat bagi semesta, memuliakan manusia tanpa memandang suku, agama, dan ras.
Makna Merdeka Yang Agung
Ketika pada tahun 1945 pada saat di proklamasikan kemerdekaan Indonesia juga bertepatan dengan Bulan Ramadhan, semua rakyat bersuka cita dalam kegembiraan dan keterharuan yang mendalam bahwa cita - cita itu telah di raih.Dan kemerdekaan itu hasil dari puasa seluruh rakyat Indonesia yang telah ratusan tahun berjuang melawan para penjajah.
Dan mungkin hal itu terasakan pada saat sekarang di mana kita selesai melakukan ibadah puasa dan di akhiri dengan perayaan hari Kemerdekaan Indonesia.Akan tetapi apakah manisnya puasa (kemerdekaan ) itu dapat kita rasakan sepenuhnya saat ini ? Berbagai masalah mendera negeri ini, mulai dari korupsi yang sdh mengakar di segala lini dan sendi, nepotisme yang sdh menjamur dengan suburnya, kemiskinan yang makin meningkat tiap tahun, mafia hukum yang tidak berpihak pada keadilan, perpecahan antar agama dan suku dan berbagai permasalah besar yang pada akhirnya akan membawa rakyat Indonesia kembali di ajak atau di paksa untuk berpuasa kembali, melawan segala tetek bengek permasalahan yang ada tersebut.
Tiap tahun rutin kita melakukan ibadah puasa selama satu bulan penuh akan tetapi untuk sebelas bulan beikutnya kita lupa dan alpa. Puasa kita tak memberikan kemerdekaan bagi sekeliling kita, karena puasa kita hanya sebatas lapar dan dahaga. Atau kita berpuasa agar dipuji atasan demi karier pekerjaan. Kita puasa sebagai politik pencitraan. Sayangnya, kita tidak “bermesraan” atau introspeksi diri dihadapan Tuhan. Andaikata pemimpin negeri ini memberikan sabda; puasa sebagai kebijakan nasional, boleh jadi, kemerdekaan yang sesungguhnya akan kita raih. “Mulailah dengan apa yang benar, bukan dengan apa yang bisa diterima,” kata Sastrawan Jerman Franz Kafka (1883-1924). Maka, untuk menuju kemerdekaan hakiki, baik diri dan bangsa, kita harus menjadikan Ramadhan sebagai momentum latihan memperbaiki diri dan melawan musuh untuk merdeka.
Dan pada akhirnya makna dari ketupat atau kupat akan menjadikan bangsa ini akan lebih mengerti makna dari merdeka yang sesungguhnya. Bangsa ini harus mau belajar membersihkan visi kerakyatannya yang selama ini belum bersih akibat debu korupsi dan kekuasaan.
Semoga Ketupat Sebagai Semangat Agustus termaknai dengan lebar,lebur,luber dan labur sebagai anugerah Tuhan bisa di rasakan seluruh rakyat Indonesia
DIRGAHAYU NEGERIKU